LAPORAN ETNOGRAFI DESA BULUNGAN
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Antropologi
Dosen
pengampu :
Dr. Tri
Suminar,M,Pd
Disusun Oleh :
Nama
: Irvan Ariviyanto
NIM
: 1201414020
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
(UNNES)
2014
Bab 1
1.
Lokasi,lingkungan
alam,dan demografi
Bulungan adalah desa di kecamatan Pakis Aji, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Bulungan
terdiri dari 15 Dukuh,dan terdiri dari 5 RW, dan 45 RT.Iklim didesa ini yaitu
tropis,dan sifat daerahnya juga dataran tinggi. Jumlah penduduk di desa bulungan adalah sekitar
13,263 jiwa.
Letak geografis
Di sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Suwawal Timur, Sebelah selatan
Berbatasan dengan Desa Kecapi.Pada sebelah timur berbatasan dengan Desa Lebak,
Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Kuwasen dan Desa Mulyoharjo.
2.
Asal
mula dan sejarahnya
Menurut Carita
Parahyangan Cicit Ratu Shima adalah Sanjaya yang menjadi Raja Galuh, dan
menurut Prasasti Canggal adalah pendiri Kerajaan Medang di Mataram. Nyidam
merupakan hal yang lumrah bagi wanita hamil.Siapa saja tatkala hamil seringkali
merasakan yang namanya Nyidam.Bahkan, seorang ratu pun bisa merasakan nyidam
saat hamil.Nyidam selalu diidentikan dengan permintaan atau keinginan yang
aneh-aneh.Sehingga, seringkali membutuhkan pengorbanan untuk memenuhi nyidam
itu.Meski sulit dan butuh pengorbanan nyidam harus terpenuhi, jika nyidamnya
tidak terpenuhi, mitos yang beredar luas di masyarakat, konon kelak ketika si
jabang bayi lahir akan selalu ngiler (mengeluarkan air liur).
Sebagai wanita, Ratu
Shima kala tengah mengandung tujuh bulan pun mengalami rasa nyidam. Meskipun
seorang ratu, Ratu Shima kala itu nyidam buah kecapi. Buah yang rame rasanya,
manis-asam-segar. Sang Ratu Shima ingin mencari dan memetik sendiri buah yang
diingini itu. Ratu Shima tak ingin mengutus punggawanya mencarikan buah tersebut.
Pasalnya, Ratu Shima khawatir jika mengutus punggawanya, begitu kembali ke
hadapannya buah yang diingini sudah tidak segar lagi.
Dari Keling rombongan
berjalan kaki menuju ke arah barat. Setengah hari berjalan Ratu Shima belum
juga menemukan buah yang diidamkan itu. Beberapa desa pun sudah dilewati, tapi
hasil pencariannya itu masih nihil. Saat tiba di suatu wilayah yang banyak
ditumbuhi pohon rembulung, Ratu Shima beserta pengikutnya beristirahat. Kini
tempat yang dijadikan peristirahatan tersebut diberi nama Desa Bulungan.
Bab 2
3. Bahasa
Bab tentang
bahasa atau perlambangan manusia yang lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi
satu dengan yang lain,Dari segi bahasa mungkin desa ini masih kental dengan
bahasa jawa.
4. System teknologi
Bab tentang
teknologi atau cara-cara memproduksi,memakai,dan memelihara segala peralatan
hidup dari suku bangsa dalam karangan etnografi,cukup membatasi diri terhadap
teknologi yang tradisional,yaitu teknologi dari peralatan hidupnya yang tidak
atau hanya secara terbatas dipengaruhi oleh teknologi yang berasal dari
kebudayaan eropa atau kebudayaan barat
a.
Alat-alat
produksi
Alat-alat
produksi yang disini adalah alat-alatuntuk melaksanakan suatu pekerjaan mulai
dari mulai dari alat sederhana sampai alat modern.dari sudut
fungsinya,alat-alat produksi itu dapat dibagi ke dalam alat potong,alat tusuk
dan pembuatan lubang,alat pukul,alat penggiling,alat peraga,alat untuk
pembuatan api,tangga dan sebagainya sedangkan dari sudut lapangan pekerjaannya ada alat-alat rumah
tangga,alat-alat pertanian,alat penangkap ikan,alat pemahat dan
sebagainya.masyarakat sudah tidak lagi menggunakan alat-alat zaman dahulu
tetapi masyarakat sudah menggunakan alat-alat yang modern karena memudahkan
masyarakat didesa ini dalam melakukan pekerjaan.
b.
Alat
membuat api
Alat membuat api
masuk dalam alat-alat produksi.alat membuat api sekarang sudah tidak lagi
menggunakan seperti gesekan batu atau kayu tetapi sudah memakai alat modern
seperti korek api,kompor gas,dan sebagainya.
c.
Senjata
Di lapangan
pemakainnya ada senjata untuk berburu serta menangkap ikan,dan senjata untuk
berkelahi dan berperang.senjata disini sudah menggunakan teknologi yang
canggih.
d.
Makanan
Kalau soal
makanan dapat juga kita anggap sebagai barang yang dalam ilmu antropologi dapat
dibicarakan dalam teknologi dan kebudayaan fisik.makanan dapat dipandang dari
sudut bahan mentahnya,yaitu sayur-mayur,dan
daun-daunan,buah-buahan,akar-akaran,biji-bijian,daging,susu,dan hasil
susu(dairy products),ikan dan sebagainya.Dipandang dari sudut tujuan
konsumsinya,makanan dapat digolongkan ke dalam empat golongan,yaitu (a) makanan
dalam arti khusus (food), (b)minuman(beverages), (c)bumbu-bumbuhan(spices),dan
(d)bahan yang dipakai kenikmatan saja(stimulants).Masyarakat ini dalam hal
cara-cara mengolah,memasak,dan menyajikan makanan serta minuman sudah
menggunakan teknologi sekarang.
e.
Pakaian
Warga desa ini
menggunakan pakaian tidak seperti suku-suku yang hanya memakai kain saja tetapi
desa ini sudah memakai pakaian tertutup dan sudah mengikuti perkembangan
sekarang.
f.
Tempat
berlindung dan perumahan
Tempat
berlindung dan perumahan sudah mengunakan bangunan ada beberapa juga tempat
berlindung yang menggunakan kayu dan bambu tetapi mayoritas warga didesa ini
sudah menggunakan bangunan. Alat-alat transportasi juga sudah mengikuti perkembangan zaman
sekarang hanya saja warga didesa ini banyak yang belum mampu memakainya atau
membeli.
Bab 3
5. System mata pencaharian
Masyarakat
Kecamatan Pakis Aji sebagian besar bertumpu pada usaha pertanian yakni
pertanian kacang tanah. Luas lahan pertanian kacang tanah mencapai 1.541 Ha,
namun hanya sekitar 200 Ha yang diusahakan secara intensif. Dengan irigasi yang
baik dan dukungan bibit memadai, petani dapat memperoleh 3 kali panen selama
setahun. Namun selama ini, petani hanya bisa memanen kacang tanah antara satu
sampai dengan dua kali dalam setahun. Hambatan lain yang dihadapi oleh para
petani adalah posisi mereka yang tidak cukup kuat apabila berhadapan dengan
pengepul atau penebas, terlebih lagi jika petani sedang membutuhkan modal
maupun benih untuk musim tanam berikutnya. Para penebas/pengepul biasanya akan
membeli kacang tanah yang masih berusia muda. Hal ini menguntungkan bagi pengepul/penebas
karena kacang tanah memiliki bobot yang cukup berat, namun kurang menguntungkan
bagi petani karena seluruh tanaman akan tercerabut dari tanah dan tidak meninggalkan
benih kacang tanah. Berangkat dari
kondisi ini, Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Provinsi Jawa Tengah
bermaksud meningkatkan kemandirian para petani kacang tanah dengan berbagai
cara, diantaranya adalah menghubungkan petani dengan salah satu produsen olahan
kacang yaitu Kacang Garuda agar rantai distribusi dapat diperpendek. Dan
memperkuat persatuan diantara para petani kacang tanah melalui pembentukan
suatu Forum Klaster Kacang Tanah.dan tidak hanya itu saja tetapi System peralatan
hidup desa ini masyarakat melakukan dengan bekerja dan pekerjaan desa ini
banyak karena perkembangan teknolgi sekarang ini masyarakat sebagian besar
sudah mengetahui tetapi masyarakat lebih banyak yang bekerja sebagai tukang
kayu karena jepara terkenal dengan sebagai pengrajin kayu.
Masyarakat juga
melakukan perternakan hewan seperti kambing,sapi,ayam,dan sebagainya.dan ada
juga warga yang menangkap ikan,memburu,bercocok tanam dll.warga desa ini
memburu tidak lagi memakai tombak tetapi warga desa ini sudah menggunakan
teknologi di zaman sekarang yaitu dengan menggunakan senjata angin atau tembakan
angin.oleh karena itu masyarakat di desa ini menggunakan teknologi sekarang.sitem
mata pencaharian warga juga ada yang
memburu,beternak,bercocok tanam,menangkap ikan,pedagang,tukang kayu,dan
sebagainya.
Bab
4
6. Organisasi social
Organisasi
sosial adalah
perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum,
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa
dan negara. Sebagai makhluk yang
selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk
organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri.
a.
Unsur-unsur
khusus dalam organisasi
Bab ini tentang
mengenai unsur kesatuan social yang paling dekat dan mesra adalah kesatuan
kekerabatan,yaitu keluarga inti yang dekat dan kaum kerabat lainya.
b.
System
kekerabatan
Sistem
kekerabatan Jawa merupakan sistem kekerabatan yang berkembang di antara masyarakat Jawa. Istilah kerabat merujuk pada pertalian
kekeluargaan yang ada dalam sebuah masyarakat. Sistem kekerabatan orang Jawa lebih
didasarkan pada sisi fungsi dalam pergaulan, pengenalan dan
daya ingat seseorang. Sistem
kekerabatan Jawa tidak tergantung pada suatu sistem normatif atau sebuah konsep tertentu. Pada umumnya orang Jawa hanya
berhubungan dengan keluarga intinya, yaitu orang tua saudara kandung, saudara kandung
orangtua. Kekerabatan orang Jawa
juga akan meluas ketika terjadi perkawinan antara dua orang yang melangsungkan
perkawinan sah menurutagama dan adat. Sistem kekerabatan ini erat kaitannya
dengan pembagian warisan.
Sistem kekerabatan orang Jawa lebih bersifat Patrilinial.
Sistem
kekerabatan berfungsi dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan rumah tangga.Sistem
kekerabatan memberi kehangatan dalam sebagai sebuah keluarga besar. Kehangatan dan kedekatan keluarga
memberi jaminan saudara di hari tua.Sistem kekerabatan
juga memberikan identitas keluarga besar seseorang yang akan
menentukan kedudukan dan gengsinya dalam masyarakat.Selain itu, sistem
kekerabatan memberi patokan untuk memberikan warisan sesuai dengan alur nenek
moyang
7.
System
pengetahuan
Dan dari segi
system pengentahuan anak-anak muda atau
orang dewasa hanya bersekolah di jenjang pendidikan menengah dan hanya sedikit
yang sekolah di pendidikan tinggi mayoritas setelah lulus mereka langsung
bekerja dengan kata lain masyarakat di desa ini sangat kurang ilmu
pengetahuannya
a.
Perhatian
antropologi terhadap pengetahuan
Bab ini tentang
mengenai system pengetahuan dalam kebudayaan suku bangsa yang
bersangkutan.bahan itu biasanya meliputi pengetahuan mengenai teknologi.
b.
System
pengetahuan
Dalam tiap
masyarakat,manusia tidak dapat mengabaikan pengetahuan tentang sesama manusianya.masyarakat
sudah banyak yang mengerti tentang ilmu psikologi modern,dalam hal
bergaul,tentang sopan santun pergaulan,dan sebagainya. System pendidikan di
desa ada :
Pendidikan formal
·
SDN 1 Bulungan
·
SDN 2 Bulungan
·
MTs Miftahul Huda
Pendidikan Nonformal
·
Madrasah Diniyah Awwaliyah Mambaul
Ulum
·
Sanggar Mudha Laras
Oleh karena itu sekarang desa ini
mungkin teknologinya sudah berkembang karena di desa ini sudah ada sekolah
formal sd,mts,dan ma dan sekolah informal Madrasah
Diniyah Awwaliyah Mambaul Ulum dan sanggar mudha laras itulah sekolah yang ada di desa ini.dan dengan
adanya persekolahan formal dan informal maka diharapkan masyarakat tersebut
agar memiliki ilmu pengetahuan yang luas sehingga masyarakat bisa mengimbangi
perkembangan sekarang.
Bab 5
8. Kesenian
a.
Bab
tentang kesenian dalam etnografi
Bab ini tentang
kesenian atau segala ekspresi hasrat manusia akan keindahan.seni di didesa ini
adalah seni ukir.pada dasarnya mengukir merupakan kesenian yang dilakukan oleh
beberapa warga karena mengukir juga merupakan pekerjaan mereka.selain seni ukir
juga ada kesenian wayang kulit.
b.
Lapangan-lapangan
khusus dalam kesenian
Sanggar ” Mudha
Laras” Bulungan Jepara Lestarikan Kesenian Wayang Kulit.Kesenian
wayang kulit dulu merupakan kesenian primadona yang digemari setiap orang, dari
kalangan masyarakat bawah sampai atas semua menyenangi nya. Oleh karena itu
dalam setiap kesempatan kesenian ini digelar untuk memeriahkannya , diantara
pesta perkawinan , supitan, melekan bayi dan masih banyak lagi yang lainnya.
Namun dengan pesatnya perkembangan jaman kesenian ini mulai tergeser oleh
kesenian modern dan juga kesenian asing, sehingga perkembangan kesenian wayang
kulit saat ini cukup berat menandingi kesenian baru terutama kalangan generasi
muda. Meskipun demikian ada segelintir orang atau komunitas yang tetap getol
mempertahankan kesenian wayang kulit ini agar tidak punah ditelan kemajuan
jaman.
9. System religi
a.
Perhatian
antropologi terhadap religi
Masalah asal mula dari suatu unsur
universal seperti religi, artinya masalah penyebab manusia percaya pada adanya
suatu kekuatan gaib yang dianggapnya lebih tinggi dari padanya, dan penyebab
manusia itu melakukan berbagai hal dengan cara-cara yang beragam untuk
berkomunikasi dan mencari hubungan dengan kekuatan-kekuatan tadi, telah lama
menjadi pusat perhatian orang di Eropa, dan juga dari dunia ilmiah pada
umumnya. Dalam usaha memecahkan masalah asal-mula religi, para ahli biasanya
menganggap religi suku-suku bangsa diluar Eropa sebagai sia-sia dari
bentuk-bentuk religi kuno, yang dianut oleh umat manusia pada zaman dahulu,
juga orang Eropa ketika kebudayaan mereka masih berada ditingkat yang
primitive.
b.
Unsur-unsur
khusus dalam system religi
Masyarakat desa
ini hanya percaya kepada allah SAW dan tidak menganut pada benda-benda patung
atau lainnya yang bersifat gaib dan
Salah satu tradisi masyarakat jawa yang hingga sampai sekarang measih tetap
eksis dilaksanakan dan sudah mendarah daging serta menjadi rutinitas bagi
masyarakat jawa pada setiap tahunnya adalah sedekah bumi atau biasa dikenal
dengan gas deso. Tradisi sedekah bumi ini, merupakan salah satu bentuk ritual
tradisional masyarakat di pulau jawa yang sudah berlangsung secara turun
temurun dari nenek moyang orang jawa jaman dahulu. Ritual sedekah bumi ini
biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat jawa yang berpotensi sebagai
petani, nelayan yang menggantungkan hidup keluarga dan sanak saudara atau sanak
keluarga mereka dari mengais riski dari memanfaatkan kekayaan alam yang ada di
bumi.
Daftar pustaka
·
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar
Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
·
Fatkhul Muin.Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http:
www.For-Mass.Blogspot.com)
Terima kasih, sangat bermanfaat bt tugas
BalasHapus